Baru saja kami ingin pergi, rasa jenuh mulai terasakan dengan angkutan perkotaan yang ingin kami tumpangi tak kunjun datang, sebab sudah beberapa jam yang kami menunggu angkutan pariwisata pranbanan yang arah ke mirota kampus. Karna angkutan itu tidak lewat” maka kami memutuskan untuk berjalan beberapa meter dari arah babasari ke janti, supaya kami bisa tumpanggi angkutan bis jalur 7 yang punya rute perjalana lewati tempat tujuan kami ( mirota kampus ). Sesampainya kami di janti sudah ada jalur 7 yang lagi parkir” syukur dan amat bersyukur niat kami untuk pergi tidak di halanggi.
Sewaktu kami di dalam bis jalur 7 ada teman yang merasakan giginya sakit” tapi dia tetap bersemangat untuk pergi bersama sama kami. Bebara menit berselam” kami tiba di mirota kampus untuk melangjutkan perjalan kami dengan mengantikan bis jalur 15 yang ke arah pasar gamping. Ceria ,tertawa,bercanda tak terasa kamipun tiba di pasar gamping” tapi kami tidak langsung tumpanggi bis yang ke arah jalan wates” kami berhengti sebentar untuk membelikan obat chataflan di apotik yang berada di sekitar pasar gamping. Setelah keluar dari opotik” kami melangjutkan perjalan dengan bis yang ke arah kampus mercubuana” setibanya kami di depan kampus mercubuana ada teman yang teriak….akhirnya ku sampai di kampus mercubuana…..senangnya hatiku…bisa melihat dan rasakan betapa sulitnya kakaku menjalankan aktifitas di tempat yang jauh dari pusat kota Jogjakarta. Di kampus mercuana ada teman kami yang baru saja menyelesaikan studynya beberapa bulan yang lalu” terlihat di wajahnya merendup kekelihasan akan kisah hidupnya yang pernah ia lalui di jalan wates. Sedih rasanya ia membayangkan suka duka bersama sama teman temannya di bangku perkuliahan ketika itu.
Cuaca di jalan wates sore itu kurang bersahabat, dingin dan sedikit di lada grimis. Tapi kami tetap melakukan aktifitas foto,cerita sambil menggelilingi kampus, melihat sawah yang melengtang luas, dan bercanda dengan satpan yang lagi bertugas sore itu. Karna hari mulai gelap” kamippun kembali untuk menunggu bis” tapi ketika kami menunggu bis beberapa menit “ diriku mulai merasakan lapar, namun berdekatan dengan tempat yang kami berada ada sebuah burjo “ ahhhhhhhhhhh dari pada lambun pedih, diriku belikan teh hangat untuk menahan rasa lapar. Sudah 30 menit bis tak kungjung lewat” temanku menawarkan untuk mengikuti kendaraan apa saja yang lewat itu kita tumpanggi” tapi karna hari sudah malam ada teman yang berinisiatif untuk menghubunggi tekxi yang datang menjemput kami,tapi dari beberapa operator takxi yang di hubunggi,katanya tidak bisa datang jemput” sudah kami tetap menunggu” tiba tiba terlihat sebuah takxi yang sedang melewati” diriku menstopkannya untuk ikut ke arah wirabrajan,biar di sana kami bisa mudah mengikuti trans jogja.ketika kami tiba di wirabrajan dan menuju halte trans jogja dan satu yunit trans jogja yang akan keluar dari halte tersebut. Karna melihat bis transnya telah jalan,diriku bertanya sama mas yang ada dalam halte tersebut” mas ada lagi’ katanya ada tapi lama.
Karna kami tidak mau menunggu trans jogja yang datang berikutnya di halte wirabrajan” maka kami bersepakat untuk tumpanggi bejak ke arah malioboro” yang lebih unik dalam cerita bejak kali ini, diriku di suruh pangku kaki karna kami bertiga dalam satu bejak….gila benar….kisah yang pertama aku rasakan” pangku kaki di dalam bejak” sesampainya kami di BNI MALIOBORO…kami langsung foto-foto karna suasana di malioboro sangat indah”. Setelah beraktifitas di malioboro kami ke halte trans jogja yang berdekatan dengan bengteng” ketika baswe jalur 1A datang kamipun ikut untuk kembali ke janti dan berpisah di sana. Ada teman yang ke babasari,ada teman yang ke akakom,ada teman yang ke timoho. Akhirkata setiap aktifitas yang di lakukan adalah misteri hidup yang harus di kenan saat ini,esok dan seterusnya.
No comments:
Post a Comment