Baca :
lukas 24 : 1-8
Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati (Kisah Para Rasul 13 :30)
Sementara melayani ibadah pemakaman, saya selalu melihat satu kesan kuat: berakhirnya sebuah perjalanan. Rambu Stop terpasang jelas. Sosok yang terbaring dalam peti itu di hentikan oleh kematian. Langkahnya sudah di garis finis. Itulah sifat kematian : menhentikan, tanpa minta persetujuan dari kita. Titik.
Lain halnya dengan kematian Yesus. Lukas menggambarkan Yesus sebagai Dia yang terus berjalan. Berjalan dari Galilea ke Yudea. berjalan dari kota ke kota , desa ke desa, rumah ke rumah. Berjalan untuk berkarya. Sampai Golgota menyongsong-Nya. Iblis menati kesempatan terbaik. Salib menghadang. Kematian menghentikan-Nya. Makam membungkam-Nya. Semua mengira perjalanan -Nya sudah terhenti, termasuk para murid. Mereka salah. Makam tak dapat membendung-Nya. Dia bangkit. Dan terus berjalan. Dia "berjalan" di awan-awan, naik ke sorga. Dia "berjalan" dalam wujud Roh, menyertai para murid utnuk bersaksi. Tak ada yang dapat menghentikan-Nya bahkan kematian. Dia mengubah titik menjadi koma.
Hidup ini penuh rintangan. Banyak rambu stop. Palang menghadang. Langkah kita sering di hentikan oleh kemalasan, kegagalan, keraguan, penyakit, musibah, kesukaran, kepahitan, traumah masa silam, dan sebagainya. Jika kita sendirian, besar kemungkinan untuk berhenti. Namun, tidak bila bersama Tuhan. Bersama Dia, hambatan sebesar apapun dapat kita lewati. Jika kematian pun tak sanggup menghentikan-Nya, semua yang lain pun tidak. Hidup kita adalah sebuah perjalanan; agar tak mudah dihentikan oleh penghalang, berjalan bersama Dia yang bangkit !!!______Pipi Agus Dhali
Happy Easter 2010 GBU
No comments:
Post a Comment