Di dalam Injil Matius 25:1-13, diceritakan oleh Yesus tentang perumpaan lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelita, seperti yang tertera dalam foto paling atas, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan gadis-gadis yang bijak membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli, seperti pada foto di bawahnya.
Mereka menanti datangnya mempelai laki-laki, hingga malam semakin larut tak kunjung datang, rasa kantuk menyergap dan tertidurlah mereka. Waktu tengah malam, terdengar suara orang berseru: "Mempelai datang, songsonglah dia !". Gadis yang bijak segera berbenah diri dan menuju kerumah perjamuan perkawinan, bersama mempelai laki-laki. Sementara lima gadis yang bodoh, pergi membeli minyak. Ketika mereka sampai di ruang perjamuan, juga berdatangan gadis-gadis yang lain, didapatinya pintu telah ditutup. Kepada penjaga pintu, mereka semua memohon agar pintu dibuka, tetapi ia menjawab: "Sesungguhnya aku tidak mengenal kamu".
Ruang Rohani
Bukan hanya minyak dunia yang semakin langka dan harganya pun menggila, minyak yang menghidupkan iman kita juga bisa habis jika tergerus oleh berbagai urusan keduniawian. Yesus mengingatkan kita, bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, tidak bisa mengatakan dirinya sendiri imannya sudah teguh. Sekalipun banyak orang mendaulat bahwa si anu imannya hebat, belum tentu akan konstan dan konsisten. Iman yang diibaratkan oleh Yesus sebagai pelita, terus menerus memerlukan ketersediaan minyak pada tubuh lampunya, yang tak lain adalah ruang rohani manusia. Api yang menerangi akan padam, jika minyak telah habis. Demikian pula, iman yang tak di recharge menjadikan baterai tak berfungsi, kewaspadaan dan kesadaran menjadi sirna. Ruang rohani yang kosong, akhirnya akan diisi oleh kesombongan, ambisi, hawa nafsu dan penuh bujukan setan yang lebih kuat (Peringatan Yesus tentang kembalinya roh jahat, Luk. 11:24-26)
Pesan Khusus
Secara istimewa pula, Yesus ingin menanamkan kesadaran kepada kaum perempuan, bahwa cahaya kehidupan kaum hawa terletak pada kerendahan hati dan keikhlasan menerima segala kehendak Allah. Kecantikan bukan yang menentukan sinar kehidupan perempuan. Malahan, kecantikan acapkali menjerumuskan perempuan kepada celaka dan kebinasaan. Mengejar harta dan kekuasaan (kedudukan, pengaruh) tanpa kearifan dan kasih, hanyalah sebuah kesia-siaan yang tak pernah mencukupi arti kebahagiaan. Apalagi kebiasaan menyakiti hati sesama perempuan, seperti halnya menimbun kekecewaan dan menggali lubang kehancuran bagi dirinya sendiri.
Jalan keselamatan yang diperintahkan Yesus, terutama kepada kaum perempuan, adalah meneladani Bunda Maria agar menyerahkan segala kehendakku menjadi kehendakNya. Berarti pula menyerahkan segala perkara kehidupan: baik sebagai gadis remaja, wanita dewasa, isteri, sebagai Ibu yang dengan sepenuh hati mengandalkan belas kasih dan kemurahan hati Allah. Untuk itulah, senantiasa berjaga-jaga, termasuk menjaga pelita agar tak padam. Sehingga iman bertumbuh dan terus bertambah.
No comments:
Post a Comment